Jelang Penetapan 1 Ramadhan, Kemenag Sul Sel Gelar Rakor Bersama Prodi Ilmu Falak UIN Alauddin Makassar

  • 21 Februari 2024
  • 03:28 WITA
  • Ilmu Falak
  • Berita

ILMU FALAK – Kementerian Agama Sulawesi Selatan menggelar rapat kordinasi persiapan Rukyatul Hilal yang dipimpin langsung oleh Bidang Urais untuk persiapan penentuan 1 Ramadhan 1445 H. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Sul-Sel, BHR (Badan Hisab Rukyat) Sul-Sel, BMKG (Badan, Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika) Wilyah IV makassar, Civitas Akademik UIN Alauddin Makassar dan UNISMUH beserta Ormas Islam Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan DDI. 19/02/2024.

Dr Ali Yafid selaku Plt Kakanwil Kemenag Sul-Sel juga sebagai pimpinan rapat dalam sambutannya menjelaskan bahwa, kegiatan tersebut sebagai bentuk kerjasama yang nantinya akan membangun budaya ilmiah dengan para stakeholder falak yang ada di Sul-Sel.

“Sebagai instansi yang memiliki wewenang dalam bidang rukyatul hilal, semoga kedepannya kita dapat kembali menjalin kerjasama untuk melaksanakan Bimtek (Bimbingan Teknis) terkait dengan Hisab-Rukyat guna menjadi edukasi ke masyarakat” harapnya.

Kabid Urais Kanwil Sul-Sel Dr Wahyuddin Hakim, mengucapkan terimakasih atas support dari semua lembaga terkait yang mendukung penuh perkembangan hisab rukyat di Sulawesi Selatan.

Selain itu, para civitas akademik dari Program Studi ilmu falak juga turut menghadiri Rapat Koordinasi Rukyatul Hilal.

Dr Rasywan Syarif selaku Kaprodi mengucapkan terima kasih atas undangan kerjasama antara Kemenag Sul-Sel dan juga lembaga yang memiliki fokus kajian hisab rukyat khususnya ilmu falak.

“Saya juga mengapresiasi atas turut andilya para dosen homebase ilmu falak yang hadir dalam rapat ini, Drs Abbas Padil selaku dosen senior ilmu falak, Adriana Mustafa selaku Sekprodi, Nurul Wakia selaku pengelola Jurnal Hisabuna, Dr Alimuddin selaku ketua Lembaga Hisab-Rukyat  UIN Alauddin Makassar, serta Dr Rahma Amir selaku Sekertaris Wilayah Sul-Sel Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)  ” pungkasnya.

“Kegiatan seperti ini sangat membangun dalam menysiarkan edukasi tentang metode dan penentuan awal bulan kamariah kepada masyarakat, agar ketika perbedaan terjadi tidak ada saling menyalahkan satu dengan yang lain” tutupnya.