Mahasiswa Ilmu Falak UIN Alauddin Langsungkan PPK di Kemenag Pinrang, Dukung Verifikasi Arah Kiblat

  • 02 Desember 2025
  • 11:56 WITA
  • Ilmu Falak
  • Berita

Pinrang - Mahasiswa Program Studi Ilmu Falak UIN Alauddin Makassar resmi memulai kegiatan Praktik Penguatan Kompetensi (PPK) di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pinrang. Program ini menjadi bentuk nyata implementasi kurikulum berbasis praktik, khususnya dalam penguasaan instrumen falak untuk pengukuran arah kiblat di lapangan. 02/12/25.

Kegiatan penyambutan berlangsung di Kantor Kemenag Pinrang dan dirangkaikan dengan verifikasi arah kiblat pada sejumlah titik di wilayah tersebut.

Kepala Seksi Bimas Kemenag Pinrang, H. Imran Achmad, menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan program ini. Menurutnya, kehadiran mahasiswa Ilmu Falak sangat membantu, terutama karena keterbatasan alat ukur yang dimiliki kantor Kemenag.

“Kami menyambut baik program PPK ini, terlebih karena keterbatasan alat yang kami hadapi. Kehadiran mahasiswa tentu sangat membantu dalam proses verifikasi arah kiblat,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa instrumen falak seperti theodolite dan kiblat tracker yang idealnya digunakan untuk pengukuran sudah tidak dalam kondisi layak. Menariknya, alat yang digunakan pada kegiatan kali ini merupakan pinjaman dari Ketua Prodi Ilmu Falak UIN Alauddin Makassar, Dr. Muh. Rasywan Syarif, S.H.I., M.S.I.

“Alat yang kami gunakan, yaitu kiblat tracker, merupakan bantuan dari Pak Rasywan,” tambah H. Imran.

Pihak Bimas berharap ke depan ada peningkatan kelayakan instrumen falak sehingga proses verifikasi arah kiblat dapat dilakukan lebih optimal. Mereka juga menilai mahasiswa sangat berperan dalam memberikan edukasi terkait metode pengukuran kiblat menggunakan alat yang lebih sederhana namun tetap akurat.

“Karena alat yang ada sudah tidak layak digunakan, kami berharap mahasiswa dapat memberikan pemahaman mengenai metode pengukuran arah kiblat dengan menggunakan alat yang sederhana namun tetap akurat,” jelasnya.

Mahasiswa peserta PPK, Arwin, membenarkan hal tersebut. Ia menekankan bahwa pengukuran arah kiblat tidak harus selalu menggunakan instrumen canggih.

“Instrumen pengukuran kiblat tidak harus theodolite atau kiblat tracker. Kita juga bisa memanfaatkan alat sederhana seperti busur derajat,” ungkap Arwin.

Melalui kegiatan PPK ini, Program Studi Ilmu Falak UIN Alauddin Makassar berharap mahasiswa dapat meningkatkan kompetensi sekaligus memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, khususnya dalam layanan verifikasi arah kiblat.