Gowa - Kantor Kementerian Agama (Kemenag)
Kabupaten Gowa resmi menerima mahasiswa Program Studi Ilmu Falak FSH UIN
Alauddin Makassar sebagai tenaga pendamping dalam pelayanan pengukuran arah
kiblat di wilayah Gowa. Kehadiran para mahasiswa tersebut disambut langsung
oleh Kepala Kemenag Gowa, H. Jamaris, bersama sejumlah Kepala Kantor Urusan
Agama (KUA) dari berbagai kecamatan.
Pendamping dari pihak
Dosen Ilmu Falak, Ibu Nurul Waqiah S.Pd.i., M.Pd.i, turut hadir dan memberikan
pembekalan kepada mahasiswa. Ia menyampaikan apresiasi atas kesempatan yang
diberikan kepada mahasiswa untuk terjun langsung di lapangan.
“Kami senang mahasiswa ditujukan langsung ke
daerah masing-masing untuk mengukur arah kiblat. Ini kesempatan belajar yang
nyata dan bermanfaat sekaligus membantu masyarakat,” ujarnya.
Dalam penugasan ini,
mahasiswa diarahkan untuk melakukan pengukuran pada 5 masjid, 3 mushala, dan 3
kompleks pemakaman di sejumlah titik di Kabupaten Gowa. Selain tugas teknis,
mereka juga diminta memberikan edukasi mengenai pentingnya ketepatan arah
kiblat kepada pengurus masjid dan masyarakat setempat.
Kepala Kemenag
Gowa, H. Jamaris, menegaskan bahwa pengukuran arah kiblat merupakan pekerjaan
sensitif yang membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian.
“Kalibrasi masjid itu bukan hanya soal
mengarahkan alat. Pengurus masjid, pengetahuan setempat, dan pihak KUA perlu memahami
dasarnya. Banyak masjid yang setelah kita ukur justru menimbulkan kontroversi
atau kesalahpahaman di tengah masyarakat, dan itu yang perlu kita jaga,”
jelasnya.
Ia menambahkan
bahwa mahasiswa harus mengedepankan komunikasi yang baik dengan pengurus
masjid, tokoh masyarakat, dan KUA. Pendekatan yang persuasif dan edukatif
dinilai penting agar proses pengukuran berjalan lancar dan tidak memunculkan
penolakan.
Lebih lanjut, H.
Jamaris mengatakan bahwa sinergi antara Kemenag Gowa dan mahasiswa Ilmu Falak
sangat membantu pelayanan keagamaan di daerah. “Kalibrasi arah kiblat harus
dilakukan dengan pendekatan yang lembut dan edukatif. Ini bukan semata soal
teknis, tetapi juga soal menjaga harmoni di masyarakat,” ujarnya.
Ia juga
mengingatkan agar masyarakat dapat memahami bahwa mahasiswa ini masih dalam
proses pembelajaran.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
“Masyarakat perlu paham bahwa mahasiswa ini masih
belajar. Mereka bukan datang untuk mengubah tradisi, tetapi memastikan arah
ibadah semakin tepat,” tegasnya.
Program pendampingan ini diharapkan meningkatkan kualitas
pelayanan arah kiblat di Kabupaten Gowa sekaligus memberi pengalaman praktik
lapangan yang berharga bagi mahasiswa Ilmu Falak UIN Alauddin Makassar.

