Prodi Ilmu Falak UINAM bersinergi dengan Kemenag Gowa untuk Cegah Kontroversi Arah Kiblat

  • 01 Desember 2025
  • 10:56 WITA
  • Ilmu Falak
  • Berita

Gowa - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gowa resmi menerima mahasiswa Program Studi Ilmu Falak FSH UIN Alauddin Makassar sebagai tenaga pendamping dalam pelayanan pengukuran arah kiblat di wilayah Gowa. Kehadiran para mahasiswa tersebut disambut langsung oleh Kepala Kemenag Gowa, H. Jamaris, bersama sejumlah Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) dari berbagai kecamatan.

Pendamping dari pihak Dosen Ilmu Falak, Ibu Nurul Waqiah S.Pd.i., M.Pd.i, turut hadir dan memberikan pembekalan kepada mahasiswa. Ia menyampaikan apresiasi atas kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk terjun langsung di lapangan.

“Kami senang mahasiswa ditujukan langsung ke daerah masing-masing untuk mengukur arah kiblat. Ini kesempatan belajar yang nyata dan bermanfaat sekaligus membantu masyarakat,” ujarnya.

Dalam penugasan ini, mahasiswa diarahkan untuk melakukan pengukuran pada 5 masjid, 3 mushala, dan 3 kompleks pemakaman di sejumlah titik di Kabupaten Gowa. Selain tugas teknis, mereka juga diminta memberikan edukasi mengenai pentingnya ketepatan arah kiblat kepada pengurus masjid dan masyarakat setempat.

Kepala Kemenag Gowa, H. Jamaris, menegaskan bahwa pengukuran arah kiblat merupakan pekerjaan sensitif yang membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian.

“Kalibrasi masjid itu bukan hanya soal mengarahkan alat. Pengurus masjid, pengetahuan setempat, dan pihak KUA perlu memahami dasarnya. Banyak masjid yang setelah kita ukur justru menimbulkan kontroversi atau kesalahpahaman di tengah masyarakat, dan itu yang perlu kita jaga,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa mahasiswa harus mengedepankan komunikasi yang baik dengan pengurus masjid, tokoh masyarakat, dan KUA. Pendekatan yang persuasif dan edukatif dinilai penting agar proses pengukuran berjalan lancar dan tidak memunculkan penolakan.

Lebih lanjut, H. Jamaris mengatakan bahwa sinergi antara Kemenag Gowa dan mahasiswa Ilmu Falak sangat membantu pelayanan keagamaan di daerah. “Kalibrasi arah kiblat harus dilakukan dengan pendekatan yang lembut dan edukatif. Ini bukan semata soal teknis, tetapi juga soal menjaga harmoni di masyarakat,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat dapat memahami bahwa mahasiswa ini masih dalam proses pembelajaran.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->

“Masyarakat perlu paham bahwa mahasiswa ini masih belajar. Mereka bukan datang untuk mengubah tradisi, tetapi memastikan arah ibadah semakin tepat,” tegasnya.

Program pendampingan ini diharapkan meningkatkan kualitas pelayanan arah kiblat di Kabupaten Gowa sekaligus memberi pengalaman praktik lapangan yang berharga bagi mahasiswa Ilmu Falak UIN Alauddin Makassar.